Halalkan Aku Mas!

Disaat ku membuka mataKu lihat wanita yang terindahDia tersipu enggan bicaraDapatkah aku temaninya

*Beribu-ribu macam caraMenyentuh pesonanya yang adaDia tersenyum oh sungguh manjaKetika ku sapa dirinya

**Oh sungguh aku tak kuasaMenahan semua rasa yang adaJika ku tak bisa ku tak mampuUntuk bersamanya

***Pasti akan mati mati aku sungguh matiBila tak ada cinta dihatikuBiarkanlah dirikuUntuk terus bersamamu

****Cinta cinta cinta itu indahBila kau rasakan dengan sepenuh hatiIjinkan aku untuk tetap mencintamu.**Alunan sebuah lagu dari Phantom berjudul Kasmaran mulai beradu padu dengan hati gua yang sedang dimabuk asmara. Uh! Betapa indahnya malam ini. Setelah putus dengan Balqis, beberapa bulan lalu, sekarang gua mulai dekat dengan sosok wanita lain. Parasnya benar-benar mengalihkan dunia gua rasanya, sama seperti kata Afgan.
Malam ini gua sedang duduk ditemani segelas kopi hangat dengan hembusan angin malam yang menerpa tubuh gua dengan manja. Iya manja, setiap hembusan yang menerpa tubuh gua ditambah dengan balasan dari chat Ayunda semakin membuat gua mabuk, setiap ketikan yang dia kirim terlihat sangat manja. Menurut gua.
Argh! Lo manja banget sih Yun.... Sini-sini gua pangku!! Kita manjaan bareng. *Mupeng*
Niatnya malam ini gua akan menyatakan perasaan gua pada Ayunda, semoga aja dia gak berpikir 2 kali buat menjawab. Kalo sampai 2 kali dia berpikir pasti gua bakal diterima. Iya diterima.. Jadi jongosnya, semoga aja gak bakal berakhir kayak gitu.
Kita chatan seperti anak ABG biasanya, saling menanyakan sedang apa, lagi dimana, dengan siapa dan semalam berbuat apa *lho ? Sumpah gua bukan fans Andika, tapi kalo Andika mau ngeramasin rambut gua, oke gua gak nolak.
"Udah makan belum Yun ?" Tanya gua lewat chat BBM sambil terus tersenyum dengan muka yang bisa dikatakan sangat mirip dengan pantat Christian Sugiono.
"Belum Mat, gak napsu ah" Jawab Ayunda lewat Chat.
Dia belum makan ? wkwk~ Sini-sini Yun gua suapin, ayo aaaaaaa Yun aaaaaaaa.. Buka mulutnya!!
"Makan gih, ntar sakit lho" Pinta gua dengan perhatian maut.
"Gak ah, nanti aja Mat" Balas Ayunda menolak.
"Yaudah.. Nanti tapi makan ya" Pinta gua lagi dengan menggunakan jurus perhatian maut membelah angkasa.
"Iya Mat, iya" Balasnya singkat. 
Kenapa dia balesnya singkat ? kenapaaaaaaa ?!
"Gua mau ngomong sesuatu Yun, tapi maunya ngomong langsung" Ujar gua dengan penuh percaya diri.
"Yaudah telphone aja Mat" Balasnya santai, Uh! makin bikin deg-degan aja.
Gua ingin menyatakan perasaan ke Ayunda secara langsung, biar dia dapat langsung menjawab dan gak berpikir terlebih dahulu. Semoga dia gak punya otak biar gak usah mikir dulu saat menjawabnya.
Tapi gua masih agak ragu aja kalo sampai Ayunda nerima gua jadi pacarnya, secarakan gua cowok berhati lembut, takutnya kalo dia lagi digodain cowok lain gua malah cuma bisa teriak-teriakan histeris kayak Ibu-ibu lagi berebutan Pakaian diskonan.
"Hey Cewek, sini Abang pangku" Ujar Abang-abang tukang bangunan.
"Ihh.. Apasih! Gue udah punya cowok ya! Yang, aku digodain tuh" Jawab Ayunda ketus.
"Mana cowok lu ? Ini yang duduk disamping lu ? Hahaha.. Muka kayak taplak meja aja dibanggain! Udah sini sama Abang aja" Kata Abang-abang tukang bangunan sambil mencoba memegang tangan Ayunda.
"Akhh!! Cewek gua itu... Akh! Akh! Lepasin!! Lepasin cepet!" Teriak gua histeris sambil terisak.
"Nih, gua lepasin!" Teriak Abang-abang tukang bangunan dengan ekspresi heran.
"Nah gitu dong! Minta maaf ngga?!" Pinta gua dengan tetap terisak. "akhhh.... Cepet minta maaf!!" Lanjut gua sambil terus berteriak histeris.
Argh! Semoga hal itu gak bakal terjadi setelah gua jadian dengan Ayunda nanti. Gua mengumpulkan kepercayaan diri untuk mengungkapkan perasaan pada Ayunda, dengan bermodalkan Pulsa yang sudah sekarat. 
Gua memberanikan diri untuk menelpon Ayunda.
"Yun" Sapa gua lembut sambil memonyongkan bibir.
"Iya ? Mau ngomong apa ?" Tanyanya dengan nada manja. Aduh.. Manjanya.. Please Yun, sini gua pangku!!
"Mmm.. Lu mau gak jadi pacar gua ?" Pinta gua to the point lalu tergeletak diteras Astek.
"Hah?!" Jawab Ayunda kaget, semoga dia gak kenapa-kenapa.
"Lu mau gak jadi pacar gua ?" Pinta gua dan mulai kejang-kejang.
"Please Mat! Jangan paksa gue, Pleaseee!! Gue masih pengen punya temen Mat disekolah. Gue mohon jangan paksa gua buat jadi pacar lu! Gue gak mau punya pacar yang hatinya lebih lembut dari hati gue, gue mohon jangan paksa gue!" Tegas Ayunda dengan nada ketakutan.
Gua bangun dari teras Astek dan kembali duduk dikursi yang terbuat dari kayu. "Yun, gua gak maksa lu sumpah" Ujar gua dengan keheranan.
"Lu gak maksa gue ?!" Tanya Ayunda sedikit berteriak.
"Iya, gua gak maksa lu buat jadi pacar gua kok" Jawab gua dengan nada bergetar dan mulai menangis.
Gua menangis bukan karena ditolak, inget tuh! Gua menangis karena kehausan. Iya kehauasan, cowok jantan itu kalo haus minum dengan air matanya sendiri bukan dengan air dari kulkas.
"Kok lu gak maksa gue sih ?!!" Tanya Ayunda semakin berteriak.
"......................"
"Lo cowok bukan sih ?! Cepet paksa gue Mat! Paksa gue........ Paksa gue... Hoeek!! Hoekk!!" Pinta Ayunda sambil terus berteriak dan diakhir kalimat yang dia ucapkan, terdengar suara Handphone yang menembus tenggorokan. Mungkin Handphonenya ketelen.
Gua menaruh Handphone dipangkuan, gua gak menyangka kalo bakal ditolak. Gua beranjak dari kursi kayu ini dan berjalan kearah sepeda motor yang diparkir. Gua merasa patah hati dengan jawaban yang Ayunda berikan, Argh! Kenapa ?!
Gua mengeluarkan motor lalu bergegas menuju rumah, gak beberapa lama kemudian gua telah sampai didepan rumah dan memarkirkan motor diteras rumah.
Oh Shit! Kenapa rasanya begitu sakit ?! Apa gua harus berhijab dan mulai mencintai sesama jenis ? Argh! Apasih yang gua pikirkan. Berhijab dan mencintai sesama jenis ? Uh! Aku berhijab Mas! Halalkanlah Aku sekarang juga!
Gua memasuki rumah lalu menuju kedalam kamar, sebelum masuk ke kamar gua mengambil sebuah silet yang tergeletak diatas Kulkas. Gua menerjang kasur dengan tetap memegang silet dengan tangan kanan.
Gua beranjak dan mulai terduduk diatas kasur. Gua mulai mengarahkan silet itu kearah lengan kiri yang samar-samar terlihat karena kamar gua agak gelap.
"Aaawwww!!" Teriak gua mirip Ibu melahirkan dan mulai menyilet lengan kiri.
"Aaawww.. Aaawwww!!" Gua terus berteriak sambil menyilet-nyilet lengan kiri dengan sebuah silet.
"Argh! Bakal tetanus gak ya gua kalo setiap patah hati nyiletin lengan mulu ? Pffft! Bodo ah, yang penting gua mau nulis nama Ayunda dilengan terus gua upload ke Facebook. Semoga kejadian jaman dulu gak keulang lagi" Pikir gua kalut.
Cukup lama gua menyilet dan berteriak akhirnya nama Ayunda telah terukir dilengan. Haha~ Kisah lama gak bakal terulang lagi, gak mungkin ada kesalahan.
Gua beranjak dari kasur dan mengambil Handphone beserta sebuah Tipe-x lalu keluar dari kamar menuju teras.
"Bajinguk! Arghhhhhh!! Typo lagi, kenapaaa ?! gua selalu Typo ?!" Teriak gua terisak sambil mengarahkan ujung Tipe-x kearah lengan.
 Gua mengarahkan ujung Tipe-x kearah 2 huruf yang salah.
"Arghh!! Perih kampret!" Teriak gua lagi lalu tergeletak diatas lantai teras rumah.
Gua memandang langit-langit sambil terus menangis. "Kenapa harus Ayumba ? Kenapa ?!" Teriak gua tertahan lalu kejang-kejang.**"Percaya diri itu boleh-boleh aja, tapi harus tetap dicontrol biar akhirannya gak malu-maluin" Catatan Jomblo kronis.