Senin, 16 November 2015

Halalkan Aku Mas!

Disaat ku membuka mataKu lihat wanita yang terindahDia tersipu enggan bicaraDapatkah aku temaninya

*Beribu-ribu macam caraMenyentuh pesonanya yang adaDia tersenyum oh sungguh manjaKetika ku sapa dirinya

Jumat, 09 Oktober 2015

Kaos Kutang Kisut

Setelah menjalin hubungan selama beberapa bulan pada akhirnya gua harus terima kenyataan, bahwa gua harus putus dengan Balqis.

Gua merasa aneh aja pacaran dengan tetangga, apalagi dia itu teman gua dari kecil.
Waktu kecil, pulang sekolah gua langsung kerumah buat lepas seragam lalu keluar rumah main pake kancut sama kutang kisut doang, gua terlalu polos buat nutupin titit yang nonjol-nonjol diluar kancut, jadi cuek aja.

Pulang sekolah main bareng teman-teman dengan keadaan cebrik. Main hanya menggunakan kancut dan kutang putih kisut. Cocok dengan ukiran kulit nenek gua, sama-sama kisut.

Gak ada yang perlu di perdulikan dengan keadaan gua waktu kecil, gua cukup bahagia. Gua dikelilingi oleh teman yang sama-sama anehnya dengan gua. Ya, salah satu teman kecil gua adalah Pirli. Dia lebih aneh dari gua jadi gua belajar banyak tentang semua hal yang berbau aneh dari dia. Dia selalu memberi tutorial menjadi

Sabtu, 26 September 2015

Cumi-Cumi Tanpa Tentakel (Last Hope)

Malam ini gua duduk disebuah bangku panjang yang terbuat dari kayu diteras astek, mencoba mengingat kekonyolan gua dimasa kecil. Malam ini gua ditemani segelas teh dalam kemasan dan Manusia berkepala sempak yang gak asing buat gua, Pirli.

Malam ini gua menulis bagian akhir dari kisah masa kecil gua yang gua beri judul Cumi-Cumi Tanpa Tentakel, gua mengambil judul itu karena gua terinspirasi dari sebuah Tentakel. Tentakel adalah organ tubuh yang dapat memanjang dan fleksibel. Dimiliki oleh hewan yang gak bertulang belakang. Kegunaan utamanya adalah buat makan, meraba dan menggenggam. Gua merasa gua dimasa kecil seperti Cumi-Cumi Tanpa Tentakel, bisa bayanginkan kalo Cumi-Cumi Tanpa Tentakel ? bakal terlihat bener-bener aneh, lemah dan gak berdaya. Gua waktu masih kecil juga merasa seperti itu, terlihat sebagai anak aneh yang sangat lemah sama seperti Cumi-Cumi Tanpa Tentakel.

Minggu, 20 September 2015

Cumi-Cumi Tanpa Tentakel (Bagian 2)

Sebelumnya gua mau meluruskan soal kisah gua yang seakan-akan gua kelihatan sebagai Homo. Please! Gua gak Homo! Gua Normal, ya karena situasi dan keadaannya aja yang bikin gua terlihat Homo. Banyak Respon aneh setelah gua Posting "Cumi-Cumi Tanpa Tentakel (Bagian 1)".

"Ihhh mat, lu kok kayak Homo gitu sih ?" Tanya anjani yang duduk disamping gua.

"Hah ? Gua gak Homo malih!"

"Tapi lu tuh keliatan Homo tau dicerita itu"

Entahlah udah berapa orang yang menanyakan hal yang sama ke gua setelah gua posting "Cumi-Cumi Tanpa Tentakel", tapi ada satu orang yang menanyakan hal yang sama dan memberi penawaran aneh ke gua.

Minggu, 13 September 2015

Cumi-Cumi Tanpa Tentakel

Gua terlahir sebagai anak bungsu dikeluarga yang sederhana, gua anak bungsu dari lima bersaudara. Keempat saudara gua itu adalah perempuan dan gua adalah anak bungsu lelaki yang agak tomboy dan terganteng dikeluarga gua. Karena semua saudara gua perempuan jadi wajar kalau gua lagi ngomong tuh agak sedikit ngondek.

Jadi anak bungsu (Terakhir/Bontot) tuh gak enak, apalagi anak laki-laki satu-satunya. Gua di didik sama bokap dan nyokap gua tuh cara mendidiknya disamain sama cara mendidik mbak-mbak gua, yaa gua jadi kebawa kecewek-cewekan, jadi gak suka pake celana pendek, bawaannya pengen nutup aurat mulu jadinya.

"Mat! ngapain pake celana sepaha?! itu aurat kemana-mana" omel ibu gua.

"Tapi mak, kan saya laki-laki tau"