Sabtu, 26 September 2015

Cumi-Cumi Tanpa Tentakel (Last Hope)

Malam ini gua duduk disebuah bangku panjang yang terbuat dari kayu diteras astek, mencoba mengingat kekonyolan gua dimasa kecil. Malam ini gua ditemani segelas teh dalam kemasan dan Manusia berkepala sempak yang gak asing buat gua, Pirli.

Malam ini gua menulis bagian akhir dari kisah masa kecil gua yang gua beri judul Cumi-Cumi Tanpa Tentakel, gua mengambil judul itu karena gua terinspirasi dari sebuah Tentakel. Tentakel adalah organ tubuh yang dapat memanjang dan fleksibel. Dimiliki oleh hewan yang gak bertulang belakang. Kegunaan utamanya adalah buat makan, meraba dan menggenggam. Gua merasa gua dimasa kecil seperti Cumi-Cumi Tanpa Tentakel, bisa bayanginkan kalo Cumi-Cumi Tanpa Tentakel ? bakal terlihat bener-bener aneh, lemah dan gak berdaya. Gua waktu masih kecil juga merasa seperti itu, terlihat sebagai anak aneh yang sangat lemah sama seperti Cumi-Cumi Tanpa Tentakel.



Sebelumnya gua mau berterima kasih buat yang sudah menyempatkan diri buat membaca kisah gua yang gak penting ini, yaa gua sadar banyak kesalahan yang gua buat waktu penulisan kisah-kisah gua ini, gua masih belajar dan bakal lebih banyak belajar lagi.
**
Juli 2015

"Blay gua mau nulis cerita nih diinternet bisa gak ya ?" tanya gua lalu duduk disamping Siblay.


"Lu mao nulis cerita ? bisalah, lu ceritain aja soal nenek lu yang waktu gua nyamper lu, gua malah dislengkat dari belakang!" jawab siblay sambil tetap menatap layar hpnya.

"ah elu blay, nenek gua udah gak gitu lagi kali"

"yaudah lu coba aja dulu lewat blog, ntar lu liat youtube/artikel yang ngebahas soal blog"

"gua udah baca, gua tinggal bikin akun gmail doang"

"yaudah bikin, ntar lu belajar bikin dah, jangan sampe nggak bikin sama jangan bikin yang nggak-nggak ing"

"iya blay, mungkin besok"

"jangan bikin cerita soal gua yaa, cerita soal gua dikantin kemaren ya, kemaren gua dikantin nempel sama pantat cowok terus tiba-tiba selangkangan gua ada yang lengket-lengket eh taunya bumbu batagor nempel"

"hahaha.. Menjijikan tau gak lu!"

Gua dan siblay mulai membahas soal membuat blog buat cerita yang bakal gua bagiin diblog, siblay gak mengajari gua caranya menulis, dia cuma minta supaya gua belajar dari novel atau dari artikel diinternet. ya gua tau maksud dia apa, dia mau gua belajar dan bisa dengan cara gua sendiri, gua harus belajar dengan usaha gua sendiri.

"Seseorang bisa kuat dan terbiasa karena keadaan, inget tuh." kata siblay malam itu yang gua jadiin pacuan dihidup gua.

Jam sudah menunjukan pukul 11 malam, gua memutuskan buat pulang dan berpamitan pulang duluan ke siblay.

Esoknya setelah membuat akun gmail dan akun blog, gua coba-coba buat langsung menulis cerita pertama gua diblog yang gua beri judul ibu, jangan biarkan air mata ini sampe ketelen. Kisah itu menceritakan tentang gua dimasa SD, cengengnya gua, cemennya gua, dan pecundangnya gua. Bener-bener cowok yang cupu.

Ternyata gak seperti yang gua bayangkan diawal, semuanya jadi sulit. Dari gak ada yang baca sama sekali sampai ada yang membaca namun hanya meledek tulisan gua itu karena cara penulisannya bener-bener acak-acakan udah kayak jejak kaki biawak.

Semenjak kejadian itu gua mutusin buat coba baca novel dari Handphone pintar gua, gua download beberapa novel yang dibuat oleh member-member Kaskus. accidentally in love, Sepasang kaos kaki hitam, kisah 2 kamar, dll.  Cukup banyak yang gua baca sampai membuat mata gua jadi berkantung mata karena setiap malam gua selalu membaca novel lewat Handphone gua, saking berkantungnya mata gua sampai bisa buat ngumpetin contekan mungkin didalamnya.

dengan sedikit mempelajari cara penulisan dari novel-novel yang gua baca setiap malam gua mulai menulis postingan gua yang ketiga, yang gua beri judul Gara-Gara Nasi Mamih yang gua lempar pada 24 agustus 2015, menceritakan soal Realita dikantin SMK yang gua alami. Dari postingan itu mulai ada beberapa yang mau baca, dari teman sekolah, teman dilingkungan rumah, sampai temannya teman-teman gua yang punya teman. Mulai banyak masukan dan kritikan buat gua dari beberapa orang tersebut, itu membuat gua cukup senang.
**
"Gua suka tuh yang dibagian lu nusuk-nusuk lobang idung ifni pake ujung sendok, hahaha..." kata anjani.

Gua cuma bisa tersenyum bangga mendengar beberapa potongan bagian dari cerita gua ada yang mau membahasnya.

"Mat.... tusuk lobang idung gua mat... tolong tusuk.... yang sebelah kanan aja. tusuk... tusuk... suk... suk... suk..." bisik suara yang agak mendesah dan Sexyeehh dikuping kanan gua.

"udah gila lu ya?!" teriak gua dan menjauhkan kuping gua dari bibirnya Ryan.

"akhhh tusuk gua mat! tusuk gua!!!" teriak Ryan beringas yang mulai liar sambil membuka kancing baju seragamnya. (oke barusan itu terlalu berlebihan).

Banyak respon aneh dari sebagian teman gua setelah membaca cerita gua itu.
Gua pikir setelah kejadian itu bakal lebih mudah jalan gua buat menulis beberapa cerita lagi dengan tenang, tapi gua salah.

Gua gak cuma dapet Respon positif dari cerita yang gua lempar kepublik, tapi gua juga dapat Respon Negatif juga.

"ahh cerita sampah paling!"

"ahh paling copas!!"

Gua cuma bisa tersenyum kecut mendengar itu, ya karena gua sadar. Karya yang gua lempar kepublik adalah milik publik jadi wajar kalau ada Respon Negatifnya. Sampai gua menulis ini juga orang-orang tersebut tetap dengan pendapatnya, bahwa cerita gua adalah hasil Copas. Entah mereka sudah membaca semua cerita gua atau belum tapi yang jelas mereka tetap dengan pendapat mereka.
**

Sebelum pergi buat duduk-duduk dan mulai menulis diastek malam ini gua coba memikirkan bahan apa yang bakal gua tulis malam ini. Kadang hal lucu yang gua ingat dari kejadian absurd dihidup gua bisa bikin gua ketawa dalam hati, tapi anehnya waktu gua tuangkan ingatan itu disebuah tulisan malah jadi biasa aja. Makanya gua sering mengganti bahan itu dengan bahan lain yang lebih absurd, jadi gua musti mikir berkali-kali buat melempar cerita gua itu kepublik. Lelah memang, tapi inilah proses yang gua sukai.

Sebelum pergi gua duduk dipinggir kasur sambil mencoba mengingat detail cerita yang pernah gua alami, gua duduk dipinggir kasur sambil memegang kunci motor yang sedari tadi gua melemparnya keatas tangan kanan lalu melemparnya kembali ke tangan kiri lagi secara berulang-ulang. Gua melakukan hal itu karena dengan cara itu mood nulis gua bisa hadir. Setelah gua rasa mood dan bahan gua kekumpul gua langsung mencari Handphone pintar gua lalu menghubungi Pirli buat menemani gua menulis malam ini, ya sekalian ngobrol dan minum-minum, minum air mineral atau teh dalam kemasan biar lebih murah.

"Kleeekkk" pintu gua terbuka.

"beli obat nyamuk gih diwarung nayla" Perintah nyokap gua sambil memegang gagang pintu kamar gua dengan tangan kirinya.

"sekarang ?" jawab gua lalu berdiri.

"mmm kemaren aja dah!" kata nyokap gua lalu meninggalkan uang 2 ribu diatas meja belajar gua dan berlalu pergi.

Gua ambil uang 2 ribu itu dan berjalan kearah pintu keluar rumah gua.

"klekkkk" gua buka pintu.

Pintu ini banyak banget kenangan gua dimasa kecil, dari waktu mengunci pintu gara-gara ada banci ngamen sampai takut keluar rumah karena mitos kolor hijau. yaa dulu waktu gua kecil sempat booming soal kolor hijau, mitosnya kolor hijau itu suka memerkosa.. Perempuan, okeh gua buka perempuan tapi gua tetap takut diperkosa. Makanya dipintu ditaruh bambu kuning sama bokap waktu itu.

"beliin beras gih 2 liter, besok pagi gak ada nasi" perintah nyokap gua.

"tapi mak... Takut ada kolor ijo" jawab gua lirih.

"yailah! kolor ijo gabakal doyan ama bocah dekil kayak elu" timpa mbak gua sambil memandang gua dengan tatapan meledek.

".................."

Dengan terpaksa waktu itu gua meng-iyakan perintah nyokap gua itu. Gua keluar dari pintu rumah yang diatas pintu ada bambu kuning yang diikat bokap gua. Gua mengambil bambu itu lalu berjalan kearah gang rumah gua yang gelap. Dulu penerangan disekitar rumah gua gak seterang sekarang.

"Gua bisa!" gumam gua dalam hati. "kalo ada kolor ijo tinggal gua tusuk pake bambu ini" gumam gua lagi.

"Kyaatt.. Kyaa... Kyaaa.. Kyaatttt!!" Gua mulai menghayal diperjalanan. "Mana lobang idung lu! mana?! kyaat.. Kyaaaaa" lanjut khayalan gua lagi.

"Aduhh kalo gua sampe diperkosa kolor ijo keluarga gua bakal nerima gua lagi gak ya? semoga aja kolor ijonya mau tanggung jawab nanti kalo hal itu terjadi" pikir gua yang membuyarkan khayalan gua diperjalanan.

"Plakkk" sebuah tangan menepuk pundak gua.

"Wooaaaaa......" teriak gua lalu berbalik sambil menutup mata.

Gua panik malam itu, dengan berbekal bambu kuning gua bawa malam itu gua mencoba menyelamatkan diri gua. Gua berteriak sambil mengayunkan bambu kuning yang gua pegang ditangan kanan keudara seraya menusuk-nusuk sesuatu.

"Mati lu! matiiiiiiiii!!!!" Teriak gua lagi sambil tetap menutup mata dan mengayunkan bambu keudara.

"Jangan perkosa gua!! Titit gua kecil! jangannnn............. Jangan kotori tubuh gua!!! Gua baru mandi pake rinso!! Jangan!!" Lanjut teriak gua panik.

"Heh! lu ngapa sih tong!" kata seorang bapak-bapak sambil memegang tangan kanan gua dengan tangan kirinya.

"Hahhh? bapak??" kata gua kaget setelah membuka mata.

Ternyata dia itu adalah bokap gua yang baru pulang dari Masjid dan sempat mampir dirumah ustad Hambali yang letak rumahnya ada disamping kiri gang rumah gua.

"lah bapak ngapain?"

"elu ngapain, gua dari rumah bapak hambali tadi, gua samperin dari belakang malah gerawakan bae lu!"

"iyaa pak maaf, mat kaget"

"mau kemana lu ?"

"mau beli beras pak disuruh emak"

"yaudah gidah sono beli, gua mau pulang"

Bapak gua berlalu meninggalkan gua, yang terlihat cuma punggungnya yang makin lama makin menghilang ditelan gelapnya gang rumah gua.

Gua masih gak percaya kalau itu bokap gua, bisa aja itu kolor hijau yang menyamar jadi kolor hijau.

"apa bener itu bapak ? apa perlu gua buktiin ? apa perlu gua tusuk keteknya dulu dari belakang biar gua tau ?" pikir gua.

Gua membuang jauh-jauh pikiran itu dan melanjutkan perjalanan gua kewarung.

Gua keluar dari gang rumah gua lalu belok kanan dan sampailah gua diwarung.

"Bu beli beras 2 liter"

"adanya yang 8.500, mau ?" Tanya ibu warung sambil menunjuk sebuah kotak besar berisi beras.

"yaudah gapapa bu" jawab gua.

Setelah membeli beras diwarung tadi gua mulai melangkah dan kembali pulang, didepan sudah terpampang gang yang gelap didepan gua. Gua masuk kedalam gang itu dengan membaca doa, doa makan. Itu yang gua pelajari diinternet, kalo takut dengan setan baca doa makan aja biar setannya mengira kalo kita akan memakan dia, cerdas.

Gua melewati gang gelap itu dengan was-was, se-was-was silet, membahas hal tabu menjadi layak untuk diperbincangkan.

"Kleekk" Gua membuka pintu dan masuk kedalam rumah.

"Nih mak" ujar gua ke nyokap gua sambil menaruh beras tersebut diatas meja dapur dan kembali kedepan televisi.

Kejadian itu masih gua ingat sampai sekarang, sampai gua memegang gagang pintu ini dan membukanya, masih teringat sangat jelas kejadian itu.

Gua melangkah keluar dan masuk kedalam gang yang dulu gelap, sekarang sudah menjadi lebih terang tapi tetap memberi kesan horror.

"Gak ada kolor hijau disini, semoga." gumam gua dalam hati.

agar gak merasa takut, waktu masuk gang gua menyanyikan lagu alm. Meggy Z - Benang biru secara pelan, hal itu cukup membuat gua lebih tenang. Kadang gua sering mengutuk diri gua sendiri, "Lemah! Lu terlalu pecundang buat hidup didunia ini!". Tapi sekarang gua sadar, cara gua tersebut gak bakal merubah apapun kalau gua sendiri masih diam dan pasrah menerima kutukan dari diri gua sendiri.


 "..Kalau hanya untuk mengejar laki-laki lain
buat apa sih benang biru kau sulam menjadi kelambu
walaupun aku kalah didalam percintaan tetapi-
aku pernah merasakan jua kasih sayang belaianmu.."


Setelah gua keluar dari gang lalu belok kanan dan sampailah gua diwarung, warung yang sama waktu gua beli beras dulu.

"Bu beli S*ftex yang pink 2" kata gua sambil menunjuk kemasan obat nyamuk yang tergantung diwarung tersebut.

"S*ftex ? 2 ? yang pink?, S*ffel maksudnya ?" tanya ibu warung sambil menarik kemasan obat nyamuk yang gua tunjuk.

"oh iya bu, maksud saya S*ffel, maap" jawab gua tersipu.

"nih bu" lanjut gua sambil memberikan uang 2ribu.

Setelah membeli obat nyamuk gua kembali memasuki gang rumah gua, langkah yang sama waktu gua masih kecil, masih teringat jelas kejadian kolor hijau itu.

"Kleekk" gua membuka pintu dan memberikan obat nyamuk yang barusan gua beli ke nyokap gua.

Setelah memberikan obat nyamuk gua masuk kamar dan mengambil jaket adid*s berwarna biru, lalu mengeluarkan motor dari dalam rumah. Gua starter motor bebek gua lalu menyusuri jalanan menuju Astek.

"Lah astek sepi banget" gumam gua dalam hati.

Gua masuk kedalam astek lalu mengambil teh dalam kemasan lalu kembali keluar dan duduk disebuah bangku yang terbuat dari kayu diteras astek. Gua mengeluarkan handphone gua lalu mengirim pesan ke Pirli.

"Pir, gua udah nyampe astek" pesan gua.

"otw" balas Pirli singkat.

Gak beberapa lama gua menunggu Pirli telah sampai dengan motor Maticnya.

"Kopi gak ?" tanya pirli.

"gaah" jawab gua sambil membuka aplikasi Blogger di Handphone gua lalu mulai menulis cerita ini dan diselingi obrolan ringan dengan Pirli.
**
Gua berharap bisa lebih baik dari sekarang, berhenti jadi pecundang dan berhenti jadi anak cengeng yang selalu bersembunyi diketek nyokap dan bokap gua.

Gua bukan seorang penulis, gua cuma sekedar remaja biasa yang baru mengenal sebuah tulisan dan mulai menulis cerita gua diblog ini. Gua masih butuh banyak belajar soal cara penulisan yang baik dan benar.
Terima kasih buat semua yang sudah mendukung gua sampai sekarang, terima kasih buat yang masih memegang pendapat bahwa karya gua adalah sebuah hasil Copas, dan terima kasih juga buat yang sudah mau mengunjungi blog gua dan menyempatkan diri untuk membaca hasil karya gua.

Sampai bertemu dikisah gua selanjutnya.

17 komentar:

  1. Panjang banget critanya dan judulnya unik.. Keren brayy

    BalasHapus
  2. Tentakel ternyata bisa menginspirasi orang, nice post gan...

    BalasHapus
  3. Nice artikel gan, ceritanya sangat menarik sekali gan

    BalasHapus
  4. Ceritanya panjang.. tapi keren lek, gue ketawa bacanya

    BalasHapus
  5. Ceritanya panjang.. tapi keren lek, gue ketawa bacanya

    BalasHapus
  6. Ada lagi kucing tanpa kepala,hehe peace :)

    BalasHapus

Jangan Copas ya gan and sist, Susah tau bikinnya.